Main Article Content

Abstract

Purpose: Tugek is one of the characters in the prembon mask dance drama in Carangsari Village, Badung Regency, Bali. Luh Manik or popular as Tugek is a character who becomes the center of attention, because the message to be conveyed is delivered with a fresh joke.


Research methods: This study aimed to examine Tugek character in the performance of Tugek Carangsari prembon mask dance drama. It uses qualitative methods, namely researchers collect data, process data, analyze data and then analyze descriptively interpretively.


Result and discussion: The results shows that the character in Tugek Carangsari prembon dance drama performance used the TAT-SAT-SAT-TAT formula, which means “tatwa e anggo satwa, satwa e apang nyak metatwa” (tatwa/philosophy is used as a story so that the story contains tatwa).


Implications: Tugek character can be seen from the variety of movements, fashion, make-up, musical accompaniment, dialogue, vocals/gending, performance structure and the time and place of the performance.

Keywords

Tugek character prembon Carangsari mask

Article Details

How to Cite
Artha, I. M. W., Sustiawati, N. L., Arshiniwati, N. M., Ardini, N. W., & Suminto, S. (2023). Tugek Character in Topeng Carangsari . Jurnal Bali Membangun Bali, 4(1), 77-90. https://doi.org/10.51172/jbmb.v4i1.248

References

  1. Artiningsih, N. W. J. (2020), “Estetika Hindu Pada Pementasan Topeng Sidakarya dalam Upacara Dewa Yadnya”, Genta Hredaya, Denpasar.
  2. Achmad, A. K., et al., (1990), Ungkapan Beberapa Bentuk Kesenian (Teater, Wayang dan Tari), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
  3. Berger, A. A. (2010), Pengantar Semiotika; Tanda-tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer, Tiara Wacana, Yogyakarta.
  4. Bohar, S. (1987), Penelitian Ilmiah, Dasar Metode dan Teknik, Tarsito, Bandung.
  5. Catra, I N. (1997). “Topeng Pajegan Sebagai Ritus Kehidupan”, Jurnal Seni dan Budaya, Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar.
  6. Dibia, I W. (2013), Puspasari Seni Tari Bali, UPT. Penerbitan ISI Denpasar, Denpasar.
  7. Dibia, I W. (1999), Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, Bandung.
  8. Djelantik, A. A. M. (2008), Estetika Sebuah Pengantar, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, Jakarta.
  9. Djelantik, A. A. M. (1990), Pengantar Dasar Ilmu Estetika, Estetika Instrumental, STSI Denpasar, Denpasar.
  10. Moleong, L. J. (2004), Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung.
  11. Murgianto, S. (1992), Koreografi, Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Pusat.
  12. Miles, M.B., & Huberman, M. A. (1984), Qualitative Data Analisis: A Sourcebook of New Methods, SAGE, Beverly Hills.
  13. Putra, D. P. B. P. (2020), Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Desa Wisata Carangsari, Jurnal Masyarakat dan Budaya, Jakarta.
  14. Spradley, J. P. (2007), Metode Etnograf, Diterjemahkan oleh Misbah Zulfa Elizabeth. Tiara Wacana, Yogjakarta.
  15. Tersiana, A. (2018), Metode Penelitian, Penerbit Yogyakarta, Yogyakarta.
  16. Tresnayasa, I Putu Tangkas, dkk. (2020), Animasi Bondres 2D Sebagai Daya Tarik Remaja Terhadap Kesenian Bondres, Jurnal Nawala Visual, Denpasar.
  17. Yuniastuti, N. W., et al., (2020), “Pertunjukan Topeng Bondres Sebagai Media Pendidikan Agama Hindu”, Maha Widya Duta, Denpasar.
  18. Putra, I G. N. A. Y. (2020), “Perancangan Komik Webtoon Topeng Tugek Carangsari di Desa Carangsari, Petang, Badung, Bali”, Skripsi. Institut Seni Indonesia Denpasar, Denpasar.