Main Article Content

Abstract

Tujuan: Tari Rejang Pakuluh diciptakan dengan tujuan memperkaya perbendaharaan tari Rejang yang bisa dipentaskan di mana saja dan kapan saja dalam upacara Dewa Yadnya dan sebagai usaha kreatif untuk ikut melestarikan dan mengembangkan tari-tari tradisional Bali, dan menciptakan tari yang bertemakan ritual dengan mengedepankan ekspresi kehendak dan tetap mempertahankan makna dari tari rejang.


Metode penelitian:  Kajian ini menggunakan analisis data secara analisis deskriptif dengan pendekatan kualiatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, studi dokumen, dan studi literatur.


Hasil dan pembahasan: Tari Rejang Pakuluh merupakan tari upacara/ritual mendak tirta untuk menyambut kedatangan pakuluh (tirta/air suci) dari berbagai pura di Bali. Dengan gerak tari yang sederhana, ditarikan oleh 8 orang penari wanita dan lebih mengutamakan ekspresi kehendak serta unsur persembahan kepada Dewa. Tari Rejang Pakuluh berkaitan dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa apa yang menjadi kehendak Dewa telah diwujudkan, sehingga temuan utamanya bahwa tari Rejang Pakuluh memang sebagai persembahan kepada Dewa dengan berbagai unsur yang mendukungnya.


Implikasi: Tarian ini dipentaskan untuk melengkapi rangkaian upacara agama Hindu, dipentaskan di areal pura yang diiringi dengan Gamelan Gong Gede sesuai panggilan hati dan kewajiban untuk melestarikan tarian upacara yang sangat erat kaitannya sebagai sarana pelaksanaan upacara Yadnya.

Keywords

Tari Rejang Pakuluh upacara persembahan

Article Details

How to Cite
Wahyuni, N. K. S., Negara, I. G. O. S., & Sustiawati, N. L. (2023). Penciptaan Tari Rejang Pakuluh sebagai Sebuah Transformasi Prosesi Upacara “Mendak Tirta”. Jurnal Bali Membangun Bali, 4(3), 231-243. Retrieved from https://ejournal.baliprov.go.id/index.php/jbmb/article/view/302

References

  1. Bandem, I M. (1983). Ensiklopedi Tari Bali. Denpasar: Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar.
  2. Bandem, I M. (1996). Etnologi Tari Bali. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
  3. Chaya, I N. (2002). Kebyar Trompong: Menguak Citra Kebebasan Individual dalam Kehidupan Kreativitas Tari Bali. Jurnal Dewa Ruci (Pengkajian dan Penciptaan Seni), Volume 1, Nomor 2.
  4. Daruni. (2022). Lagu Salam Sahabat Anak Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Komposisi Tari. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal of Performing Art) No. 2 Volume 23, Agustus 2022 hal 89. FSP ISI Yogyakarta.
  5. Denzin, N. K & Lincoln, Y. S. (2009). Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  6. Dibia, I W. (2003). Bergerak Menurut Kata Hati: Metode Baru dalam Menciptakan Tari (Terjemahan dari Moving from Within: A New Method for Dance Making oleh Alma M, Hawkin). Jakarta: Ford Foundation dan Masyarakat seni Pertunjukan Indonesia Indonesia, Jakarta.
  7. Hadi, Y. S. (1990). Mencipta Lewat Tari (Terjemahan dari Creating Trough Dance oleh Alma M. Hawkin). Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yoyakarta.
  8. Hadi, Y. S. (2007). Kajian Tari Teks dan Konteks, Yoyakarta: Pustaka Book Publisher, Yogyakarta.
  9. Manuaba, I. A. T. T., Dibia, I. W., & Sariada, I. K. (2022). A Dance Work Representing Ida Bagus Blangsinga’s Life Journey (The Maestro of Kebyar Duduk Dance in Blangsinga Style). Journal of Aesthetics, Creativity and Art Management, 1(1), 31–36. https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/jacam/article/view/1594, https://doi.org/10.59997/jacam.v1i1.1594.
  10. Mulyana, D. (2000). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
  11. Muslim. (2003). Randai Kuantan dalam Kehidupan Masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau Kajian Perkembangan Budaya. Jurnal Dewa Ruci (Pengkajian dan Penciptaan Seni) No.1 Volume 2, Oktober 2003 hal.111. Program Pendidikan Pascasarjana STSI Surakarta.
  12. Subiantoro, I. H. (2022). Penciptaan Tari Jamparing Sekar Kinasih. Jurnal Panggung (Varian Model Proses Kreatif dalam Cipta Karya Seni) No. 1 Volume 32, Maret 2022 hal. 5. ISBI Bandung.
  13. Sudewi, N. N. (2019). Legong dan Kebyar Strategi Kreatif Penciptaan Tari. Jurnal Mudra (Jurnal Seni Budaya) No.3 Volume 34, September 2019 hal. 286. LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar.
  14. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
  15. Sukri, A., et al. (2022). Menjilid Sitaralak: Konsep Garap Penciptaan Tari dari Memori Silek Pak Guru. Jurnal Panggung (Ragam Fenomena Budaya dan Konsep Seni) No.2 Volume 32, Juni 2022 hal. 180. ISBI Bandung.
  16. Yudabakti, I M & Watra, I W. (2007). Filsafat Seni Sakral Dalam Kebudayaan Bali. Surabaya: Paramita.

Most read articles by the same author(s)