Main Article Content

Abstract

Tujuan: Studi ini bertujuan membahas bentuk kerukunan Umat Islam-Hindu di Kampung Loloan, Jembrana, Bali, dan pendidikan multikultural dalam kehidupan masyarakat setempat.


Metode penelitian: Data penelitian diperoleh melalui kajian pustaka, observasi dan wawancara dengan pemerhati budaya Bali dan tokoh masyarakat Kampung Loloan.


Hasil dan pembahasan: Bentuk kerukunan itu antara lain tercermin dalam kuatnya tradisi menyamebraya yang diwijudkan dalam bentuk silaturahmi, saling ngejot, pemakaian bahasa Loloan atau bahasa Melayu-Bali, serta kerjasama dalam pangan kehidupan sosial dan ekonomi. Kerukunan dan kehidupan multikultural dalam kehidupan masyarakat Kampung Loloan diperkuat dengan adanya model pendidilkan multikultural yang meliputi lima dimensi: menyadarkan generasi penerus tentang arti peting multikulturalisme; meningkatkan pengetahuan tentang keragaman budaya; menanamkan sikap toleransi, menumbuhkan sikap solidaritas (kerjasama) antar-umat; dan menanamkan sikap cinta damai. Implikasi: Proses sosialisasi dan enkulturasi nilai-nilai kerukunan kepada generasi berlangsung secara formal (di sekolah dasar dan menengah), semangat menyamebraya juga dipraktikkan langsung dakan kehidupan sehari-hari masyatakat Kampung Loloan, Jembrana.

Keywords

kerukunan pendidikan multikultural antar-umat beragama

Article Details

How to Cite
Solihin, Sumawidari, I. A. K., Budiarta, I. P., Wendri, I. G. M., & Kanca, I. N. (2022). Pendidikan Multikultural di Kampung Loloan, Jembrana. Jurnal Bali Membangun Bali, 3(3), 229-246. https://doi.org/10.51172/jbmb.v3i3.238

References

  1. Al-Pansori, Jaelani, M., Suwandi & Sarwiji. (2013). “Pendidikan Multikultural dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa SMP di Kota Surakarta”, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Vol. 1. No., 1. hlm. 108-124.
  2. Anonim. (2015). Menyambangi Kampong Islam di Loloan Bali", https://travel.kompas.com/read/2015/07/11/115045527/Menyambangi. Kampong.Islam.di.Loloan.Bali. Diakses, 1 November 2018.
  3. Ardhana, I K, dkk. (2011). Masyarakat Multikultural Bali: Tinjauan Sejarah, Migrasi dan Integrasi. Denpasar: Pustaka Larasan.
  4. Budiono HD. (1993). Membina Kerukunan Hidup antar Umat Beragama. Yogyakarta: Kanisius.
  5. Damanhuri, A. (2001). Sekapur Sirih Makam Keramat Buyut Lebai. Negara: t.p., 2001.
  6. Herlambang, I. B. W, Arjawa, I G. P. B. S., & Kebayantini, N. L. N. (2014). “Masyarakat Multikultural: Studi tentang Interaksi Sosial Antara Masyarakat Etnis Bali dan Etnis Sasak di Kota Amlapura”. Denpasar: Universitas Udayana.
  7. Kabupaten Jembrana. (2020). Kabupaten Jembrana dalam Angka. Biro Pusat Statistik Kabupaten Jembrana.
  8. Karim, M. A. (2016). “Toleransi Umat Beragama di Desa Loloan Jembrana, Bali (Ditinjau dari Perspektif Sejarah)”, Jurnal Analisis, Vol. XVI, No. 1, Juni.
  9. Kelurahan Loloan Barat. (2019). Profil Kelurahan Loloan Barat 2019.
  10. Kelurahan Loloan Timur. (2019). Profil Kelurahan Loloan Timur 2019.
  11. Lash, S. & Feathersone, M. (ed). 2002. Recognition and Difference: Politics, Identity Multiculture. London: Sage Publication.
  12. Lestawi, I N. (2012). “Pola Interaksi Komunitas Hindu-Islam: Studi Kasus Kerukunan Antar Umat Beragama di Dusun Batu Gambir, Desa Pakraman Julah, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng”. Denpasar: IHD Denpasar.
  13. Mahfud, C. (2009). Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  14. Masruhan. (2020). “Pluralitas Kehidupan Masyarakat Beragama (Studi Kerukunan Umat Islam dan Hindu di Kampung Loloan Jembrana Bali)”. Disertasi Program Studi Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
  15. Maulida, N, Maryati, T. & Arta, K.S. (2017). “Pemertahanan Identitas Etnik Bugis-Melayu Di Kelurahan Loloan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali Dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah di MA”. Jurnal Widya Winayata Pendidikan Sejarah Undiksha Singaraja, Vol 8, No 2.
  16. Naim, N. G. & Sauqi, A. (2008). Pendidikan Multikultural, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Arruz Media Group.
  17. Nuryahman. (2015). “Masyarakat Islam di Kampong Kepaon Kota Denpasar Provinsi Bali”, Jurnal Al-Qalam, Volume 21, Nomor 2, Desember 2015.
  18. Pageh, I. M., Sugiartha, W. Artha, K. S. (2013). “Analisis Faktor Integratif Nyama Bali-Nyama Selam, Untuk Menyusun Buku Panduan Kerukunan Masyarakat di Era Otonomi Daerah”, dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora. Vol. 2, No. 2, Oktober 2013. ISSN: 2303-2898. Hal. 239-248.
  19. Sumarsono. (1992). Pemertahanan Bahasa Melayu Loloan di Bali, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1992.
  20. Sutarno. (2008). Pendidikan Multikultural. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas.
  21. Tiedt, P & Tiedt, I. (1990). Multicultural Teaching. United Stade: Allyn and Bacon A Division of simon & Schuster, Inc
  22. Tilaar, H.A.R. 2004. Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo.
  23. Utami, N. W. F. & Kohdrata, N. (2016). ”Identifikasi Keunikan Lansekap Kampung Loloan di Jembrana”, E-Jurnal Arsitektur Lansekap, ISSN: 2442-5508, Vol. 2, No. 1, Denpasar: Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, April.
  24. Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.