Main Article Content

Abstract

Tujuan: Artikel ini bertujuan untuk mengkaji pengobatan tradisional Bali, dengan mengambil fokus kajian pada pengobatan yang tertuang dalam lontar Usadha Tiwang.


Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (Library Research). Unit analisis berupa naskah lontar Usadha Tiwang, yang telah ditransliterasi dari aksara Bali ke aksara Latin.


Temuan: Hasil penelitian diketahui bahwa tiwang adalah penyakit yang mempunyai gejala badan terasa meluang, sakit dan ngilu, gelisah, mata mendelik, otot kaku bahkan sampai pingsan. Jenis tiwang dicirikan berdasarkan gejala yang muncul. Pengobatan dilaksanakan secara holistik oleh pengusada sesuai tatalaksana pengusada, dengan menggunakan ramuan obat-obatan yang terbuat dari campuran berbagai jenis tumbuh-tumbuhan atau bahan lainnya seperti arak, lengis tanusan, garam, gula, kapur, maupun santen, bahkan tain seksek serta iduh bang. Penggunaannya dengan cara dimakan, diminum, ditutuhkan, disemburkan, diuapkan atau dilulurkan, maupun ditempelkan. Takaran, cara pengolahan, serta cara pemakaian masih belum jelas.


Implikasi: Masyarakat Bali tetap percaya terhadap sistim pengobatan tradisional Bali. Namun demikian, masyarakat Bali yang berobat ke tempat praktik pengobatan tradisional sangat sedikit. Simpulannya adalah pengobatan tradisional Bali dilakukan secara holistik untuk mencapai keseimbangan antara shtula sarira-suksma sarira-antahkarana sarira.

Keywords

pengobatan tradisional Bali Usadha Tiwang tanaman obat

Article Details

How to Cite
Arsana, I. N., Sudiartawan, I. P., Sudaryati, N. L. G., Wirasuta, I. M. A. G., Armita, P. M. N., Warditiani, N. K., Astuti, N. M. W., Santika, I. W. M., Wiryanatha, I. B., Cahyaningrum, P. L., & Suta, I. B. P. (2020). Pengobatan Tradisional Bali Usadha Tiwang. Jurnal Bali Membangun Bali, 1(2), 111-124. https://doi.org/10.51172/jbmb.v1i2.113

References

  1. Arsana, I. N. (2019). Keragaman Tanaman Obat dalam Lontar “Taru Pramana” dan Pemanfaatannya untuk Pengobatan Tradisional Bali. Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies), 9(1), 241. https://doi.org/10.24843/JKB.2019.v09.i01.p12.
  2. Jauhari, A. H., Utami, M. S., & Padmawati, R. S. (2008). Motivasi dan Kepercayaan Pasien untuk Berobat ke Sinse. Berita Kedokteran Masyarakat, 24(1), 1–7.
  3. Nala, IGN. 1992. Usada Bali. (Balinese Traditional Healing). Upada Sastra. Denpasar.
  4. Peraturan Gubernur Bali No 55 Tahun 2019 Tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali, (2019). http://jdih.baliprov.go.id.
  5. Pujaastawa, I.B.G. 2014. Kebudayaan Bali. Makalah Disampaikan Dalam Pelatihan Kehumasan Polri Hotel Klapa Bali Pecatu Resort 22 Agustus 2014.
  6. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
  7. Ventegodt, S., Thegler, S., Andreasen, T., Struve, F., Jacobsen, S., Torp, M., Ægedius, H., Enevoldsen, L., & Merrick, J. (2007). A Review and Integrative Analysis of Ancient Holistic Character Medicine Systems. The Scientific World JOURNAL, 7, 1821–1831. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5901236/pdf/TSWJ-2007-7-567841.pdf
  8. Yuan, H., Ma, Q., Ye, L., & Piao, G. (2016). The traditional medicine and modern medicine from natural products. Molecules, 21(5). https://doi.org/10.3390/molecules21050559